Insane
MasPii76.com
€~Situs Suka-Suka~€
Yang dikelola seorang lelaki paruh baya
yang punya cacat mata
sejak usia 5 tahun.

2024-11-21 16:50  10:528
Pasangan Rumah Tangga Yang Baik Menurut Agama Islam
Last modified:
2022-04-18 22:42
Dibaca oleh: 230189 orang.

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

Minimnya
perhatian dan kelembutan
seorang ibu yang
tersita waktunya
untuk aktivitas di
luar rumah, jika
mau disadari,
sejatinya
berpengaruh
besar pada
perkembangan
jiwa anak.

Terlebih jika
keperluan anak dan
suaminya malah
diserahkan kepada
sang pembantu/babysitter.

Lantas
di manakah
tanggung jawab
untuk menjadikan
rumah sebagai
madrasah bagi
anak-anak mereka?

Banyak orang
bodoh meneriakkan
agar wanita jangan
dikungkung dalam
rumahnya, karena
membiarkan wanita
diam
menganggur
dalam rumah
berarti membuang
separuh dari
potensi sumber
daya manusia.
Biarkan wanita
berperan dalam
masyarakatnya,
keluar rumah bahu-membahu bersama
lelaki membangun
negerinya dalam
berbagai bidang
kehidupan!!!

Demikian igauan
mereka. Padahal
dari sisi mana
mereka yang bodoh
ini dapat
menyimpulkan
bahwa separuh
potensi sumber
daya manusia
terbuang? Dari
mana mereka dapat istilah
bahwa wanita yang diam di rumah
karena
mengurusi
rumahnya
adalah
pengangguran? Ya,
karena memang
dalam defenisi
kebodohan mereka,
wanita pekerja
adalah yang bergiat
di luar rumah.

Adapun yang cuma
berkutat dengan
pekerjaan
domestik,
mengurus
suami dan anak-anaknya
bukanlah pekerja
tapi penganggur.

Tidak memberikan
pendapatan bagi
negara.

Tahukah mereka
bahwa Islam justru
memberi pekerjaan
yang mulia kepada
wanita, kepada
para istri di rumah-rumah mereka?

Mereka diberi
tanggung jawab.
Dan dengan
tanggung jawab
tersebut, bisakah
diterima bila
mereka dikatakan
menganggur, tidak
memberikan
sumbangsih
apa-apa kepada
masyarakat dan
negerinya? Dalam
bentuk pendapatan
berupa materi
mungkin tidak. Tapi
dalam
mempersiapkan
generasi yang sehat
agamanya
dan fisiknya?

Tentu tak
dapat dipungkiri
peran mereka oleh
orang yang berakal
sehat dan lurus
serta mau
menggunakan
akalnya.
Suatu
peran yang tidak
dapat dinilai dengan
materi.
Dalam sebuah
hadits yang shahih
disebutkan (yang artinya):

"Setiap kalian
adalah ra'in dan
setiap kalian akan ditanya tentang
ra'iyahnya. Imam
a'zham (pemimpin
negara) yang
berkuasa atas
manusia adalah
ra'in dan ia akan
ditanya tentang
ra'iyahnya.
Seorang
lelaki/suami adalah ra'in bagi ahli bait (keluarga)nya dan
ia akan ditanya
tentang
ra'iyahnya.
Wanita/istri
adalah
ra'iyah terhadap
ahli bait suaminya
dan anak suaminya
dan ia akan ditanya
tentang mereka.
Budak seseorang
adalah ra'in
terhadap harta
tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut.
Ketahuilah setiap
kalian adalah ra'in
dan setiap kalian
akan ditanya
tentang
ra'iyahnya."
(HR.
Al-Bukhari no. 5200,
7138 dan Muslim no.4701 dari Abdullah
bin 'Umar
radhiyallahu
'anhuma)

Makna ra'in
adalah seorang
penjaga, yang diberi
amanah, yang harus
memegangi perkara
yang dapat
membaikkan
amanah yang ada dalam
penjagaannya.
Ia dituntut untuk
berlaku adil dan
menunaikan
perkara yang dapat
memberi maslahat
bagi apa yang
diamanahkan
kepadanya.
(Al-Minhaj 12/417,
Fathul Bari, 13/140)

Berdasarkan makna
ra'in di atas,
berarti setiap orang
memegang
amanah,
bertindak
sebagai penjaga,
dan kelak ia akan
ditanya tentang apa yang
diamanahkan
kepadanya.

Seorang
pemimpin
manusia, sebagai
kepala negara
ataupun wilayah
yang lebih kecil
darinya, merupakan
pemegang amanah
dan bertanggung
jawab terhadap
kemaslahatan
rakyatnya
dan kelak ia akan
ditanya tentang
kepemimpinannya.

Begitu pula seorang
suami sebagai
kepala rumah
tangga, ia
memegang
amanah,
sebagai
penjaga serta
pengatur bagi
keluarganya dan
kelak ia akan
dimintai
pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.

Berikutnya
seorang
istri, selaku
pendamping suami,
ia memegang
amanah sebagai
pengatur urusan
dalam rumah
suaminya berikut
anak-anak
suaminya
dan ia pun kelak akan
ditanya tentang
pengaturannya dan
tentang anak-anaknya.

Al-Khaththabi
rahimahullahu
berkata,
"Mereka
yang disebutkan
dalam hadits di
atas, seorang
imam/pemimpin
negara,
seorang
lelaki/suami dan
yang lainnya,
semuanya
berserikat
dalam penamaan atau pensifatan sebagai
ra'in. Namun
makna atau tugas/peran mereka
berbeda-beda.
Amanah dan tanggung-jawab
imam a'zham
(pemimpin negara)
adalah untuk
menjaga syariat
dengan
menegakkan
hukum had dan
berlaku adil dalam
hukum.

Sementara
kepemimpinan
seorang suami
terhadap
keluarganya
adalah
pengaturannya
terhadap
perkara mereka dan menunaikan hak-hak mereka.

Adapun seorang
istri, amanah yang
ditanggungnya
adalah
mengatur
urusan rumahnya,
anak-anaknya,
pembantunya
dan mengatur semua itu dengan baik untuk suaminya.

Seorang
pelayan ataupun
budak, ia
bertanggung jawab
menjaga apa yang
ada di bawah
tangannya dan
menunaikan
pelayanan
yang wajib baginya."
(Fathul
Bari, 13/141)

Al-Qadhi Iyadh
rahimahullahu
mengatakan,
"Hadits ini
menunjukkan
bahwa
setiap orang
yang mengurusi
sesuatu dari
perkara orang lain,
ia dituntut untuk
berlaku adil di
dalamnya,
menunaikan haknya
yang wajib,
menegakkan
perkara
yang dapat
memberi maslahat
kepada apa yang
diurusinya. Seperti,
seorang suami
dalam keluarganya,
istri dalam
pengurusannya
terhadap
rumah dan harta suaminya
serta anak-anaknya, budak
dalam pengurusan
dan pengaturannya
terhadap harta
tuannya." (Al-Ikmal,
6/230)

Asy-Syaikh
Muhammad
bin Shalih Al-Utsaimin
rahimahullahu
menjelaskan,
"Setiap
ra'in
bermacam-macam yang diaturnya dan
amanah yang
ditanggungnya. Ada
yang tanggung
jawabnya besar lagi
luas dan ada yang tanggung-jawabnya
kecil. Karena itulah
Nabi bersabda: (dalam teks arab), ia akan
ditanya tentang
ra'iyahnya
(rakyatnya/apa
yang diatur dan
dipimpinnya),
seorang
suami juga
ra'in tapi
ra'iyahnya
terbatas hanya
pada ahli baitnya,
yaitu istrinya, anak
laki-lakinya, anak
perempuannya,
saudara
perempuannya,
bibinya
dan semua
orang yang ada di rumahnya. Ia ra'in bagi ahli baitnya
dan akan ditanya
tentang
ra'iyahnya,
maka wajib baginya
untuk mengatur
dan mengurusi
mereka dengan
sebaik-baik
pengaturan/pengurusan, karena
ia akan ditanya dan
diminta
pertanggungjawaban
tentang mereka.

Demikian pula
seorang istri
merupakan
ra'iyah
di rumah
suaminya dan akan
ditanya tentang
urusannya. Maka
wajib baginya
untuk mengurusi
rumah dengan baik,
dalam memasak,
dalam menyiapkan
kopi, teh, dalam
menyiapkan tempat
tidur.

Janganlah ia
memasak lebih dari
yang semestinya.
Jangan ia membuat
teh lebih dari yang
dibutuhkan. Ia harus
menjadi
seorang
wanita yang
bersikap
pertengahan,
tidak
mengurangi-ngurangi
dan tidak
berlebih-lebihan,
karena sikap
pertengahan adalah
separuh dari
penghidupan. Tidak
melampaui batas
dalam apa yang
tidak sepantasnya.

Si istri bertanggung
jawab pula
terhadap anak-anaknya dalam
perbaikan mereka
dan perbaikan
keadaan serta
urusan mereka,
seperti dalam hal
memakaikan
pakaian kepada
mereka,
melepaskan
pakaian
yang tidak
bersih dari tubuh
mereka, merapikan
tempat tidur
mereka,
memerhatikan
penutup tubuh
mereka di musim
dingin. Demikian, ia
akan ditanya
tentang semua itu.
Sebagaimana ia
akan ditanya
tentang
memasaknya
untuk
keluarganya,
baiknya dalam
penyiapan dan
pengolahannya.

Demikianlah
ia akan
ditanya tentang
seluruh apa yang
ada di dalam
rumahnya." (Syarhu
Riyadhis Shalihin,
2/106,107)

Jelas, wanita sudah
memiliki amanah
dan tugas tersendiri
yang harus
dipikulnya dengan
sebaik-baiknya. Dan
yang
menetapkan
amanah dan tugas
tersebut bukan
sembarang orang
tapi manusia yang
paling mulia, paling
berilmu dan paling
takut kepada Allah
Subhanahu wa
Ta'ala, yaitu
Rasulullah
Shallallahu
'alaihi
wa sallam sebagai
pengemban syariat
yang diturunkan
oleh Allah
Subhanahu wa
Ta'ala dari atas
langit yang ketujuh.

Dan beliau tidaklah
menetapkan syariat
dari hawa
nafsunya,
melainkan
semuanya
merupakan
wahyu yang diwahyukan
kepada beliau
Shallallahu 'alaihi
wa sallam.

Dan para ibu rumah
tangga jangan
termakan dan
tertipu dengan
teriakan orang-orang bodoh di luar
sana sehingga
timbul rasa minder
berhadapan dengan
wanita-wanita karir dan merasa diri
cuma menganggur
di rumah. Padahal di
rumah ada suami
yang harus ditaati
dan dikhidmatinya.
Ada anak-anak
yang harus
ditarbiyah dengan
baik. Ada harta
suami yang harus
diatur dan dijaga
sebaik-baiknya.

Dan ada
pekerjaan-pekerjaan rumah-tangga yang butuh
penanganan dan
pengaturan. Semua
ini pekerjaan yang
mulia dan berpahala
bila diniatkan
karena Allah
Subhanahu wa
Ta'ala. Dan para ibu
rumah tangga harus ingat bahwa
mereka kelak pada
hari kiamat akan
ditanya tentang
amanah yang
dibebankan
kepadanya,
berdasarkan
hadits Rasulullah
Shallallahu
'alaihi
wa sallam di atas
dan juga ada hadits
lain yang artinya:

"Tidak ada seorang
ra'in pun kecuali ia
akan ditanya pada
hari kiamat, apakah
ia menunaikan
perintah Allah ataumalah menyia-nyiakannya." (HR.Ath-Thabarani dalam
Al-Ausath
dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu,
sebagaimana
dibawakan
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani
rahimahullahu
dalam Fathul Bari
ketika memberi
penjelasan
terhadap
hadits
Abdullah bin Umar
radhiyallahu
'anhuma di atas).

Dan juga hadits berikut yang artinya:

"Sesungguhnya
Allah
akan bertanya
kepada setiap
ra'in tentang apa
yang dibawah
pengaturannya,
apakah ia
menjaganya atau malah menyia-nyiakannya." (HR.
Ibnu 'Adi dengan
sanad yang
dishahihkan oleh Al-Hafizh
rahimahullahu
dalam Fathul Bari,
dari Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu)

Dengan demikian,
kita dapat
memahami bahwa
seorang yang
mukallaf, termasuk
dalam hal ini
seorang istri
sebagai ibu rumah
tangga, akan
menanggung dosa
karena sikap
penyia-nyiaannya
terhadap
perkara
yang berada di
bawah
tanggungannya.
(Fathul Bari,
13/141)

Karenanya tunaikan
amanah dan
tugasmu dengan
sebaik-baiknya. Dan sadarilah
bahwa peran wanita dalam
masyarakat Islam
amatlah besar dan
penting. Di mana ia
harus menunaikan
hak suaminya dan
kewajibannya
terhadap
anak-anaknya dengan
memberikan
pendidikan
dan menyiapkan
kebutuhan
mereka
agar kelak anak-anak tersebut
dapat membawa
agamanya dengan
kekuatan dan
kemuliaan.
(Bahjatun
Nazhirin, 1/369)

Wallahu
ta'ala a'lam bish-shawab.

sumber: http://asysyariah.com/print.php?id_online=625

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

  • Bisnis Online ( 5 )
  • Cara Membuat ( 17 )
  • Collection ( 20 )
  • Info Unik ( 29 )
  • MWB Oh MWB ( 11 )
  • Makna Kata ( 8 )
  • Other ( 4 )
  • Wapmaster ( 31 )
  • XtGem Oh XtGem ( 8 )
  • #Main Share:

    Statistik site:
    Day:528
    Week:569
    Mon:699
    Total:230189