MasPii76.com
€~Situs Suka-Suka~€
Yang dikelola seorang lelaki paruh baya
yang punya cacat mata
sejak usia 5 tahun.

2024-11-01 07:02  10:40

Laporan Pandangan Mata Dari Alam Kubur

Kisah Nyata Tentang Do'a Kepada Ahli Kubur
Assalamu 'alaikum Wr. wb.

Pengakuan ahli kubur kepada seorang yang sholeh tentang kehidupan sesudah kematian. Bagaimana gambaran alam kubur? Susah menjawabnya. Sebab kita belum mati dan belum dikubur. Hidup sesudah kematian adalah misteri. Tapi petunjuk dalam Al Qur'an bisa menjadi pemandu untuk mendapat gambaran bagaimana kehidupan sesudah kematian.

Ada cerita yang membuat bulu kuduk berdiri. Mendayung antara percaya dan tidak percaya. Kisah nyata ini dituturkan salah satu putra kiai ternama di Jawa Timur. Putra kiai itu satu waktu kedatangan sahabat lama yang waktu itu sama-sama nyantri di Probolinggo. "Baru kali ini aku ketakutan sekali," kata Kang Ali memulai curhatnya. Kang Ali saat ini masih menjabat sebagai lurah di salah satu daerah di Pamekasan. Kang Ali ini memang nyentrik. Ia berusaha menutupi kekiaiannya dengan menjadi orang yang biasa-biasa saja. Santrinya tidak banyak. Ia memilih berdakwah di tempat-tempat kotor. Bukan dari satu mimbar ke mimbar lainnya. Ia memilih blusukan masuk ke pasar, cangkrukan (duduk) di pos-pos pinggir jalan bersama kaum berandalan, keluar masuk ke lokalisasi menemui pekerja seks komersial.

Meski demikian, hidup Kang Ali adalah hidup berkalang Sholat. Sejak mondok di pesantren hingga sekarang Kang Ali ini tidak pernah luput dari sholat berjamaah. Kalau sampai ia tidak sholat berjamaah karena ketiduran atau ada di jalan yang tak memungkinkan, maka ia menangis hebat sebagai puncak rasa kesal. Selain tak pernah meninggalkan sholat berjamaah, ia membabat semua sholat sunnah yang ada.

Pendek kata dalam 24 jam kehidupan sehari, sebagian besar ia habiskan dengan sholat.

Satu waktu ia ke Surabaya. Selain untuk keperluan pribadi, kedatangannya itu juga dimaksudkan untuk menjalankan misi mengajak orang bengal kembali ke jalan yang benar.

Di Surabaya itu ia berkenalan dengan seorang perempuan pekerja seks komersial.

Keduanya lalu berkenalan dan saling bertukar nomor telepon genggam. Si perempuan itu berasal Parangtritis Yogyakarta. Hampir tiap malam kedua orang ini telepon-telponan, seperti sepasang kekasih yang sedang kasmaran.

Bedanya yang dibicarakan adalah seputar tausiah kebajikan. Di setelah perkenalan itu, paling tidak 2-3 kali keduanya sempat bertemua. "Kalau telpon saya ajarkan ke dia tentang keutamaan sholat sunnah, dan ibadah-ibadah lain," kata Kang Ali kepada sahabatnya.

Satu waktu si perempuan itu bilang sedang sakit keras. Sempat menghubungi Kang Ali dan menjelaskan sakitnya dengan suara terbata-bata dan serak. Kang Ali lalu menyarankan untuk diobati secara serius di dokter. Kira-kira dalam satu minggu lebih tak ada kabar dari si perempuan itu.

Hingga satu malam, Kang Ali mendengar teleponnya berdering dari satu nomor yang tak dikenalnya. "Assalamualaikum," kata Kang Ali. Di seberang telepon hanya menyahut dengan suara mengerang dan mengaduh sambil menyebut nama Kang Ali dengan kurang jelas. Kang Ali berpikir mungkin orang salah sambung.

Tak lama kemudian nomor tersebut menghubungi kembali. Kang Ali menjawabnya dengan mengucapkan salam. Setelah itu dari seberang terdengar suara wanita menjawab salam. "Waalaikum salam Kang," kata perempuan itu. "Oh kamu toh. Gimana kabarmu, kemana saja kamu kok mengabarkan. Sudah sehat kah dirimu," kata Kang Ali mencairkan komunikasi. "Kang, kalau saya cerita sebenarnya apa sampeyan percaya," kata si perempuan itu. "Lho memang kamu di mana. Ceritakanlah aku dengarkan," timpal Kang Ali.

"Saya sekarang di alam kubur Kang. Saya sudah meninggal seminggu lalu karena sakit kangker pita suara. Saya sudah dioperasi seperti usul panjenengan, tapi sakit saya terlalu parah," kata perempuan itu denga suara lirih.

Kang Ali benar-benar kaget bukan kepalang. Matanya yang mulai letih saat malam sudah mulai tua, mendadak membelalak. Bagaimana bisa orang mati, menghubunginya dari dalam kubur. Dari kedalaman tanah dua meter di bawah permukaan bumi.

"Saya punya waktu selama 40 hari untuk menghubungi pak kiai," kata perempuan itu kepada Kang Ali yang awalnya tidak percaya.

Kang Ali sedikit bergeming saat si perempuan itu menyebutkan nasab (garis keturunan) sampai urutan ke tujuh. "Saya baru percaya," kata Kang Ali seraya menyatakan yang menghubunginya sudah mendapat petunjuk Gusti Allah.

Sesudah pembicaraan itu Kang Ali memutar otak bagaimana membuktikan benar tidaknya si perempuan itu sudah meninggal.

Maka dengan segala tekad lusanya ia berangkat menuju Parangtritis Yogyakarta. Kebetulan Kang Ali mengenal salah satu sahabat dari perempuan yang meninggal itu.

Sesampai di Parangtritis, Kang Ali bertemu dengan teman si perempuan malang. Keduanya berbincang dan berjalanlah keduanya menuju kuburan si perempuan.

Semua orang kampung juga tahu kalau dia belum lama ini mati. Di atas pusara itu Kang Ali membaca Al Faatihah dan segala doa untuk mendoakan agar ahli kubur yang meninggal agar mendapat tempat yang layak.

Kang Ali ini sewaktu jadi santri paling tidak mendukung kalau ada santri lainnya berdoa di makam. "Malas. Dulu saya enggak percaya kalau baca Al Faatihah itu sampai ke yang mati," kilah Kang Ali setiap diajak ke makam. Tapi sepulang dari makam perempuan malang itu ia baru percaya.

Malam hari, lagi lagi Kang Ali mendapat telepon dari perempuan itu. "Terima kasih kiriman doanya tadi. Hati saya tenang," kata perempuan itu.

Kang Ali akhirnya percaya bahwa perempuan itu memang sudah meninggal dan dikubur.

Akhirnya Kang Ali minta agar si perempuan itu bercerita bagaimana kondisi alam kubur.

Perempuan itu bercerita kalau di dalam kubur itu tidak ada yang namanya siksa kubur. "Di kubur tidak ada siksa kubur. Yang ada itu gimana berangkat dan pulang. Kalau dia tidak baik selama hidup, isinya menangis sepanjang malam. Kalau baik dia langsung naik ke tempat yang lebih baik," terang perempuan itu kepada Kang Ali.

Orang baik itu yang hidupnya sepakat mengikuti jalan zat pencita yang buat kehidupan. Orang yang sudah mati itu, kata perempuan itu seperti kapas. "Kalau dikirim Al Faatihah, saya naik ke atas. Seperti kapas tertiup angin.

Kalau tidak ada kiriman doa saya tetap terbang stabil. Amal baik kita yang menyangganya," kata perempuan itu.

Dan benarlah selama 40 hari si perempuan itu menghubungi Kang Ali. Sesudah perempuan itu pergi selamanya, Kang Ali akhirnya percaya kalau mengirim doa kepada yang sudah meninggal benar-benar bisa dirasakan yang menerima.

Sumber: http://www.beritasatu.com/mobile/ramadan-2012/62776-laporan-pandangan-mata-dari-alam-kubur.html

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.
kembali ke postingan
Belum ada komentar

Call Center Kota Bekasi
Main short:

Short post menu by label:
#xtgem , #facebook , #twitter , #info , #cara membuat , #blog , #wap/web/design , #unik/cantik/menarik , #mwb , #blogger , #wordpress , #seo , #iklan , #java , #applikasi , #games , #gambar , #browser , #dunia , #motivasi , #wapka , #playstore , #youtube , #android , #download ...

#Main Blog


o Category Blog?

  • Bisnis Online ( 5 )
  • Cara Membuat ( 17 )
  • Collection ( 20 )
  • Info Unik ( 29 )
  • MWB Oh MWB ( 11 )
  • Makna Kata ( 8 )
  • Other ( 4 )
  • Wapmaster ( 31 )
  • XtGem Oh XtGem ( 8 )
  • #Main Share:


    Statistik site:
    Day:40
    Week:49627
    Mon:40
    Total:16322769

    Old school Swatch Watches