pacman, rainbows, and roller s
MasPii76.com
€~Situs Suka-Suka~€
Yang dikelola seorang lelaki paruh baya
yang punya cacat mata
sejak usia 5 tahun.

2024-03-29 03:09  10:52
Kisah Abunawas dan Mimpi Indah

Pendeta
dan seorang rahib berencana
memperdayai
Abu Nawas.

Rencanapun
disusun rapi dan
mereka segera
bertandang
kerumah
Abu Nawas yang
disambut baik oleh yang empunya
rumah.
МKami ingin
mengajakmu
melakukan
pengembaraan
suci, wahai Abu Nawas.
Kami berharap
engkau tidak
keberatan dan
dapat bergabung
bersama kami,Н
ujar si Rahib sambil melirik pada kawan di sebelahnya.
МDengan senang hati aku akan ikut, kapan
rencananya?Н
Tanya Abu Nawas.
МBesok pagi. ujar si Pendeta gembira.
МBaiklah
kita bertemu
di warung teh
besok,Н ujar Abu Nawas.

Demikianlah
keesokan
harinya
Abu Nawas beserta dua orang yang
mengajaknya ini
berangkat bersama.

Mereka berpakaian
dengan cara yang khas. Abu Nawas
dengan pakaian
sufi, si Pendeta
dengan baju
kebesarannya, dan si Rahib dengan pakaian
keagamaannya.

Di tengah perjalanan
mereka bertiga
mulai merasa lapar.
МHai Abu Nawas,
karena kita sudah lapar dan
kebetulan kita tidak membawa bekal,
ada baiknya engkau mengumpulkan
derma untuk membeli makanan
bagi kita bertiga.
Kami berdua akan melakukan
kebaktian,Н
ujar si Pendeta.

Tanpa berpikir
panjang, Abu Nawas langsung
beranjak
pergi mencari dan mengumpulkan
derma dari satu
dusun ke dusun
yang lain.

Setelah
dirasa derma yang diterima
mencukupi,
Abu Nawas langsung
membeli makanan yang cukup untuk mereka bertiga. Abu Nawaspun
kembali kepada dua temannya yang tengah melakukan
kebaktian.
МMari kita bagi
makanan ini
sekarang juga,Н
ujar Abu Nawas
yang memang
sudah sangat lapar.
МJangan, jangan dibuka sekarang,
karena kami sedang
berpuasa,Н
ujar sang Rahib.
МTapi aku hanya akan mengambil
bagianku saja,
sedang bagian
kalian terserah
kalian,Н ujar Abu Nawas.
МAku tidak setuju, kita harus seiring seirama dalam berbuat apapun,Н
ujar si Pendeta.
МBetul aku juga
tidak setuju, karena waktu makanku
besok pagi,Н ujar si Rahib yang ahli
Yoga menimpali.

Tentu saja Abu
Nawas sangat gusar mendengar
pernyataan
kedua orang itu. Perutnya yang keroncongan
memaksanya
kembali
memperotes.
МBukankah aku
yang kalian suruh mencari derma dan sudah kukumpulkan
derma itu dan
sekarang telah
kubelikan makanan.
Mengapa kalian
tidak mengizinkan
aku mengambil
bagianku sendiri?
Sungguh tidak
masuk akal,Н ujar Abu Nawas
memperotes.

Namun dua orang itu tetap teguh pada pendiriannya
sekalipun Abu
Nawas dengan
segala macam cara menjelaskan tetap saja si Rahib dan
Pendeta bergeming.
Hal ini membuat Abu
Nawas dongkol
bukan main, tapi
karena dirasa tidak ada gunanya
menentang dua
orang yang sudah bersekongkol itu, Abu Nawaspun
memilih diam.

МBagaimana kalau kita buat
perjanjian?Н ujar sang pendeta tiba-tiba.
МPerjanjian apa?Н
Tanya Abu Nawas.
МKita adakan
lomba, siapa yang nanti malam bermimpi paling indah, maka dia
berhak atas bagian makanan yang lebih
banyak. Sedang
yang kedua
mendapat bagian lebih sedikit.

Sedang yang
mimpinya tidak
indah mendapat
bagian makanan
yang paling
sedikit,Н ujar
Pendeta dengan
cerdiknya.

Karena
sudah dongkol dan kesal, Abu Nawas menyetujui saja
perjanjian itu.

Begitu pagi sudah tiba mereka bertiga
sudah bangun.
Dengan sangat
antusias si Rahib
lalu menceritakan
mimpinya.
МLuar biasa!
Semalam aku
bermimpi indah
sekali. Aku
memasuki sebuah taman yang mirip
sekali dengan
Nirwana. Aku
merasakan suatu kenikmatan dan
keindahan yang
belum pernah
kurasakan seumur hidupku,Н ujar
Rahib dengan
gembiranya.

МMimpimu sangat menakjubkan
saudara Rahib,
sangat
menakjubkanЦ, Нujar
si Pendeta
dengan agak
berlebihan.

МMimpiku pun tak kalah indahnya,Н
ujar Pendeta, МAku seolah-olah
menembus
ruang dan waktu. Aku
menyusup ke masa silam di mana pendiri agamamu
hidup. Dan sungguh
sangat membahagiakan
aku bertemu
dengannya dan
kemudian aku
diberkati olehnya,Н
ujar sang Pendeta dengan
gembiranya.

МSeperti tadi, kini giliran Rahib
memuji-muji mimpi si Pendeta.

Sementara Abu
Nawas diam saja
melihat kelakuan
dua orang yang
memang
bersekongkol
memperdayai
dirinya itu.
МHai Abu Nawas,
kenapa kau diam
saja. Apa mimpimu
semalam, apakah seindah mimpi kami?Н ujar si Rahib dan Pendeta
hampir bersamaan.

Abu Nawas yang
sudah tahu dirinya tengah dikerjai,
hanya berujar
pelan.
МKawan-kawanku sepengembaraan.
Kalian tentu
mengenal Nabi Daud A.S.
Beliau adalah
Nabi yang ahli
berpuasa, tadi
malam aku
bermimpi bertemu
dan berbincang-bincang dengannya.
Beliau menanyakan
apakah aku
berpuasa atau
tidak. Karena aku belum makan dari
pagi, maka aku
bilang saja bahwa aku berpuasa. Tidak
tahunya beliau
menyuruhku
berbuka karena hari sudah malam. Tentu
saja aku tidak
berani membantah
perintah seorang
Nabi. Makanya aku bangun dan
langsung
menghabiskan
semua makanan,Н
ujar Abu Nawas
dengan santainya.

Sumber: www.sufiz.com/kisah-abu-nawas/abu-nawas-dan-mimpi-indah.html


  • Bisnis Online ( 5 )
  • Cara Membuat ( 17 )
  • Collection ( 20 )
  • Info Unik ( 29 )
  • MWB Oh MWB ( 11 )
  • Makna Kata ( 8 )
  • Other ( 4 )
  • Wapmaster ( 31 )
  • XtGem Oh XtGem ( 8 )
  • #Main Share:

    Statistik site:
    Day:52
    Week:77
    Mon:527
    Total:215053